Buscar

My Hijab Transformation


Tidaklah hijrah terputus, hingga taubat terputus dan tidaklah taubat terputus, hingga matahari terbit dari barat (HR. Abu Dawud)

Dalam kehidupan tak pernah lepas dari 3 alur yaitu, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Banyak orang menganalogikan masa lalu sebagai pelajaran, masa kini sebagai harapan, dan masa depan sebagai tujuan. Tak salah memang, karena begitulah hidup bahwa ‘hari ini harus lebih baik dari hari kemarin’. 

Setiap manusia pasti memiliki masa lalu, begitu juga dengan saya. Banyak masa lalu baik itu yang suka maupun yang duka semua menjadi memori yang kadang menyenangkan kadang memalukan. Begitu juga dengan perjalanan spiritualku yang tak pernah lepas dari tanjakan dan turunan, meliuk-liuk naik bukit turun bukit. Hehe.    

Sejak lahir memang saya sudah berada dalam keluarga Islam, tapi mungkin masih Islam secara umum. Dalam keluarga kami waktu itu, penggunaan krudung masih sangat jarang dan memakai krudung hanya ketika ada pengajian saja. Begitu juga denganku, masa kecil hingga lulus SMP aku jarang sekali menggunakan krudung untuk menutup aurat. Namun ketika SMA, saya sudah mulai menggunakan krudung tetapi hanya sebatas di sekolah saja. Dikarenakan waktu itu saya bersekolah di Madrasah yang mewajibkan siswanya untuk berseragam muslim.

Proses berhijabku, perlu waktu bertahun-tahun (sekitar 5 tahunan)
Sebuah Proses...

Perintah berjilbab memang sudah diturunkan sejak jaman Nabi Muhammad, sekitar 1500 tahun yang lalu. Tapi memang proses ‘penjilbaban’ kaum muslimah tidak serta merta terjadi sesuai dengan perintah Allah. Sudah ada ketentuan bahwa pakaian wanita muslim adalah tertutup dari ujung rambut hingga ujung kaki, longgar, dan tidak menerawang. Tetapi kenapa masih banyak muslimah yang tidak menjalankannya? *saya juga, kala itu*

Padahal memang tak kurang-kurang, ustad sejak saya TPA hingga ustad - ustad di awal Liqo saya ketika SMA mengajarkan bagaimana kewajiban seorang muslimah tersebut. Tetapi memang anjuran dan saran itu hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, hilang begitu saja. Saya tahu, tapi ya trus kenapa? Banyak kok muslimah yang tidak berkerudung, yang penting perilakunya baik. *pikiranku jaman dulu*

Butuh poses yang panjang pada diri saya untuk dapat memahami dan menyadari pentingnya berhijab. Ketika lulus dari Madrasah, saya lanjutkan kuliah di Universitas Islam Indonesia. Otomatis teman-teman kuliah saya semuanya berhijab. Tetapi ada yang aneh pada mereka, rata-rata semua menggunakan baju ketat dan krudung yang tipis menerawang. Bila mereka duduk maka keliatan lah belahan pantat (maaf) yang biasa kami sebut dengan celengan.

Saya yang masih sangat miskin ilmu ini, juga berpenampilan tidak jauh berbeda dengan teman-teman kampus. Jika kuliah berkerudung, dan jika bepergian dan main krudung dilepas. Hal itu sudah menjadi kebiasaan di antara teman-teman saya dahulu.

Sebuah badai besar terjadi ketika tahun 2009 dan berlanjut di 2010 awal. Buat saya banyak banyak berfikir tentang bagaimana bersikap. Tentang bagaimana saya menghargai diri saya sendiri. Jujur saja, saya mulai malu berjalan jika orang-orang memperhatikan kaki saya. Saya mulai malu ketika orang-orang memperhatikan rambut saya, bahkan ada beberapa yang memanggil “ceweek”, huuhh saya merasa sangat direndahkan jika dipanggil seperti itu.

Mulailah tahun 2010 awal, saya membeli 2 gamis sebagai salah satu titik awal transformasi. Mulai men-double kan krudung agar tidak terawang. Ketika mulai bertransformasi sebenarnya banyak juga yang bertanya. “Loh Pop, sekarang kok berubah? Kamu ikut aliran apa?”. Ahh tak pernah kupikirkan lagi kata-kata orang itu, entah aku ini aliran apa. Yang pasti saya ingin lebih baik dari yang sebelumnya.

Perintah Berhijab

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri – isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang muknin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu seupaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al Ahzab:59)

Dalam surat ini jelas disebutkan bahwa menggunakan hijab adalah perintah dari Allah dan sifatnya wajib bagi muslimah di seluruh dunia. Di ayat tersebut disebutkan dengan jelas tentang kewajiban berhijab. Syariat ini dijalankan tentu saja agar harkat dan martabat wanita dapat dujunjung tinggi. Wanita dihormati dan tidak menjadi sorotan mata yang memandang. 

Lalu sebenarnya apa sih maksud Hijab? Gampangnya hijab adalah pembatas, dalam konteks ini adalah sebagai tatacara berpakaian wanita muslimah yang sesuai dengan ajaran Islam. Lalu seperti apa bentuknya?

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.....(QS. An Nur:31)

Lebih detailnya hijab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh, bentuknya lebar, tidak menerawang, krudung menjulur menutup dada dan hanya menampakkan tubuh yang biasa nampak (muka dan telapak tangan). Dalam hal ini, kaki juga merupakan aurat yang harus ditutupi, maka banyak digunakan kaos kaki.

Ada beberapa keutamaan berhijab dalam syariat ini:

Satu. Hijab merupakan tanda ketaatan seorang muslimah terhadap Allah dan Rasul-Nya (QS An Nur : 31)

Dua. Diperintahkannya berhijab untuk menjaga diri (iffah) dari perbuatan maksiat (QS. Al Ahzab : 59)

Tiga. Hijab tanda kesucian (QS. Al Ahzab : 53)

Empat. Hijab adalah pelindung (QS. Al Ahzab : 59)

Lima. Hijab menunjukkan keimanan

Enam. Hijab menunjukkan rasa malu (Malu sebagian dari iman - Hadist)

Tujuh. Hijab adalah Ghirah 

Saya Sudah, Anda kapan? 

Dalam menjalankan perintah Allah tentang berhijab ini tidak serta merta berjalan dengan mulus. Banyak kerikil tajam yang menghadang saya di sepanjang jalan. Hinaan, sindiran, cibiran, dan tuduhan tentang pencitraan ataupun berbagai kata-kata yang tidak enak telah saya alami sejak saya bertransformasi.

Alhamdulilah, kini saya dapat memetik buah dan hikmah dari hijab ini. Sungguh tak ada maksud lain dalam berhijab ini selain ingin taat, taubat, dan menjaga diri.

Wallahu’alam Bishowab. Semoga bermanfaat kisah saya ini. MARI BERHIJAB!
 

1 komentar:

ufi
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar