Buscar

Kemana Jilbab Lebar Itu?



Jujur saja dulu aku mengagumi mereka, luar biasa menurutku. Bayangkan di umur sekitar 20-21 tahun mereka sudah berpenampilan syar’i dan bersikap santun, kalem, agamis berbeda dengan teman-teman seumurannya yang rata-rata masih alay dan galau-ers.

Jilbaber #1
Kala itu sekitar tahun 2008 aku mulai mengetahui keberadaannya, dia satu fakultas denganku. Subhanallah cantik sekali wajahnya, bajunya juga menutup aurat dengan sempurna tanpa cacat. Ketika dia lewat di kampus seluruh orang pasti akan memandangnya, terutama aku. ‘Masyaallah, cantik dan agamis sekali orang ini. Begini detailnya, dia selalu menggunakan gamis lebar yang menutup aurat, kaos kaki tak pernah lepas dari kakinya, juga kerudungnya panjang hampir se-pantat. Ketka dia berjalan, selalu menundukkan wajah, godhul bashar katanya. ‘Pokoknya suatu saat aku harus berteman dengannya’. Ditambah lagi ternyata dia adalah mahasiswa berprestasi di fakultas, dan memiliki nilai IPK tertinggi di Universitas. Makin terkagum - kagum aku dengannya.

Aku yakin Tuhan akan mengabulkan setiap permohonan hambanya, entah cepat atau lambat. Benar, tahun 2009 aku berteman dengannya. Dan kenapa aku bisa berteman dengannya? Ya, dia ternyata kekasih dari rekan kerjaku. Hmm, jangan terlalu kaget ya.

Sebenarnya aku juga kaget, SANGAT kaget. Setahuku, ‘akhwat’ aktivis dakwah itu tidak berpacaran seperti orang-orang awam. Istilahnya bisa menjaga diri begitulah, akan tetapi dia memberikanku gambaran lain tentang akhwat. Dia juga pacaran, dia juga berboncengan ketika naik motor dengan pacarnya, walaupun si ikhwan selalu menggunakan tas ransel di punggung sebagai pembatas antara dirinya dan si akhwat. Intinya, mereka tetap berpacaran, walaupun tidak berpegangan tangan.

Kami sangat akrab sebenarnya, curhat-curhatan hampir setiap hari. Saking akrabnya, aku tak sadar bila kerudungnya menyusut menjadi kecil. Baru kusadari setelah kami sama-sama lulus kuliah S1 kala itu. Sempat kutanyakan padanya kenapa tidak pakai kerudung lebar lagi? Dia hanya menjawab ‘Aku sudah malas menggunakan kerudung lebar, karena ketika aku menggunakan krudung lebar ternyata ada sifat ‘riya’ dalam diriku. Aku jadi merasa lebih baik agamanya dibandingkan yang lain, aku gak nyaman’. Itu saja jawabannya. –Buatku berpikir hingga sekarang-


Jilbaber #2
Aku mengenalnya ketika KKN tahun 2009. Wow dahsyat sekali KKN ku kala itu. Kelompok KKNku ada ikhwan yang cukup ketat menjaga jarak dengan perempuan, ada juga akhwat yang kebetulan bercadar. Lengkaplah sudah kebingunganku harus bersikap, di semua kelompok KKN, mendapatkan 1 rumah yang ditinggali bersama-sama. Dan kelompokku, jeng jeng jeng. Wajib ‘ain antara laki-laki dan perempuan harus terpisah tempat tinggalnya, itu yang disyaratkan ikhwan dan akhwat tersebut. Hmm, jadilah KKN kami menggunakan 2 rumah dalam satu kampung.

Penampilan temanku kala itu adalah, baju sangat lebar, gamis, satu warna senada dengan kerudungnya yang panjangnya hampi se-dengkul, plus cadar yang juga sewarna. Pertemananku dengan jilbaber bercadar sangat akrab. Tak kusangka, dia juga rempong persis sepertiku. Sama – sama hobi menyanyi dan sama – sama suka bercanda. Dan baru kutahu kenapa dia suka menyanyi, ternyata sewaktu dia belum menggunakan cadar dan berkerudung ternyata dia penyanyi kafe. Wah pantes o.O. Dia sangat cocok denganku, kemana-mana dia selalu memilihku menjadi partnernya dibanding yang lain. Lalu, seperti biasalah ketika wanita berkumpul pasti isinya ngrumpi. Yah standar emak – emak lah, yang diomongin gak jauh jauh dari cinta, pacar, atau gebetan. Baru sadar sekarang hihi gak ‘akhwat’, gak ‘cewek’ biasa obrolannya ya same ajeee :p.

Ternyata eh ternyata, dia menggunakan cadar karena sudah di khitbah oleh lelaki pilihan orang tuanya. Setelah di khitbah, si laki-laki mensyaratkan kepada temanku itu untuk menggunakan cadar agar tidak diganggu cowok lain sampai mereka menikah #eaaaaa. Lucunya, lucuuu bangget. Ternyata walaupun dia sudah di khitbah orang, dia juga pacaran dengan teman sekampusku. Sms-an, ketemuan, pas wisuda juga si cowok datang ngasih bunga. Aneh juga sih, akhwat ada juga model beginih. Whatever.

Setelah lulus kuliah, dia mulai aktif dengan aku facebook nya. Baru kusadar setelah dia pulang dan menikah, ternyata cadarnya sudah tak dipakai lagi. Krudungnya pun menyusut menjadi kecil, dan dia pun upload poto-potonya. Sayang aku tak sempat tanyakan padanya kenapa dia mengecilkan kerudungnya secepat itu. Yang pasti temen kampusku yang pernah pacaran dengannya, sampai saat ini masih belum bisa move on walau si akhwat sudah menikah dan memiliki anak.


Jilbaber #3
Ini sih teman sejak aku masi TK, teman kala SMP juga, lalu ketika kuliah walau kita berbeda kampus masih tetap bersahabat seperti biasa. Bu Dokter kupanggil temanku yang ini, karena saat ini dia telah menjadi dokter umum. Ketika masuk kuliah S1 bu dokter sudah mulai menggunakan krudung sangat lebar. Gamis panjang, kadang juga berupa baju panjang dan rok.

Rata-rata teman SMP ku menyukainya, karena dia manis, agamis, sopan, dan murah senyum. Begitlah kira – kira ketika kutanyakan pada seorang teman. Aku pun mengaguminya, sangat. Setiap buka facebook selalu ada status – status faceboo berisi ayat ayat Quran, dan itu hampir setiap hari. Kalaupun tidak ayat Quran pasti hadist – hadist, setiap hari seperti itu. Bahkan aku sempat berpikir, ‘Pasti temanku ini tak pernah berbuat negatif atau pasti orang ini tidak punya dosa sama sekali’. Itu pikiran bodohku kala itu, yang memang awam tentang agama, sampai sekarang juga sih. Hehe.

Seteleh lulus kuliah, tepatnya ketika Ko-As tiba-tiba muncul fotonya di profile facebook dengan kerudung kecil. Tidak seperti biasanya dia menampilkan photo profile. Ketika pulang ke Jogja, dia sempat mengajakku mengaji, di salah satu Masjid dekat kampus UGM. Dia menjemputku, Wow, krudungnya sudah kecil, pakaiannya pun pas badan, sudah tidak seperti dulu. Iseng – iseng aku bertanya, kenapa krudungnya mengecil? Dia hanya menjawab, ‘memangnya kenapa kalo kerudungku kecil? Aku keliatan aneh ya?’. Ku jawab, ‘Gak juga sih, beda ajah’. Tidak kulanjutkan pertanyaanku daripada memicu kesalahpahaman.

So?
Entah apapun alasan ketiga temanku menggunakan kerudung kecil, aku sadar bahwa kerudungku saat ini sangat terinspirasi dari mereka bertiga. Bagaimana aku mencontoh cara bersikap mereka, cara menundukkan pandangan, cara mereka berinteraksi dengan orang lain, mereka adalah The Master untukku. Kecuali tentang konsep ‘pacaran’, aku masih harus berpikir ulang tentang hal tersebut.

Dan akupun mengetahui satu hal. Seluruh temanku ini adalah aktivis Lembaga Dakwah Kampus sewaktu masih kuliah. Dan setelah lulus kuliah otomatis mereka tidak lagi tergabung dalam lembaga dakwah dan berbaur dengan masyarakat. Di situlah mereka mulai berubah, menggunakan krudung kecil yang dianggap lebih lazim untuk bergaul di masyarakat umum. Selain itu, aku tanyakan juga apakah mereka masih ‘mengaji dalam lingkaran’ ketika mereka telah lulus kuliah. Dua orang dari tiga temanku itu menjawab, ‘Aku sudah kehilangan kontak untuk melingkar lagi’.

Dapat kutarik kesimpulan dari ketiga temanku ini bahwa, fashion juga bisa menunjukkan tentang jati diri dan juga citra agama yang dianut seseorang. Istiqomah dalam ber-fashion ternyata juga sangat terkait dengan lingkungan kita berada. Tentu saja di lingkungan kampus yang kondusif dengan lembaga dakwah dan ngaji ‘melingkar’ akan sangat mendukung seseorang untuk istiqomah ber-fashion. Akan tetapi setelah berbaur dengan masyarakat umum, disitulah istiqomah kita tertantang. Apakah kita tetap bisa struggle mempertahankan fashion kita ataukah kita akan tergerus akibat bergaul dengan masyarakat. Hanya Allah saja yang tahu dan waktu yang akan menjawabnya.


Note :
Wajar ketika bisa istiqomah di kampus karena bergaul dengan lingkungan dakwah kampus. Saling mengingatkan ketika salah, mengingatkan untuk beribadah, sungguh indah bukan? Akan tetapi sangat disayangkan bila itu hanya sementara saja. Untuk masalah jilbab lebar, syar’i atau tidak syar’i biarlah Allah yang menilainya saja. Akupun tak tahu bagaimana diriku ke depannya. Hanya selalu berdoa semoga istiqomah dengan fashion yang saat ini kupilih.   

2 komentar:

"Ina_Tika"

Terima kasih ukh :)

"Ina_Tika"

Terima kasih ukh :)

Posting Komentar