Buscar

AKU, FASI, dan DINA



            Hari ini (17/11) hari yang cukup membuatku sibuk dan melupakan sejenak kegiatan rutinku, yaitu mencuci baju. Padahal sudah 3 hari bajuku belum kucuci dan hanya kudiamkan saja di bak cucian kotor. Hari ini aku harus dan memang sudah seharusnya ikut menemani salah satu anak didikku di Madrasah Diniyah Al Muttaqin (MDA) untuk ikut lomba Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) yang mewakili Kec.Prambanan untuk lomba pidato Bahasa Indonesia. Ya bentuknya sih seperti acara Pildacil di televisi. Aku sudah berjanji pada anakku si Dina akan menemaninya lomba sejak sebulan yang lalu. Tetapi, hampir saja aku lupa. Kalau saja ibu-nya Dina tidak menghubungi telponku semalam, mungkin aku sudah melupakan suatu janji besar ini. 

            Jadi sejak sebulan yang lalu, saya memang secara pribadi sudah di-amanahi oleh Ibunya Dina untuk teus menyemangatinya lomba. Karena Ibunya Dina, Bu Ragil tahu kalau Dina sangat mencintai ustadzahnya yang jelita ini xixixi. Tak kurang-kurang setiap ngaji selalu saya tanyakan dan support Dina agar latihan terus menerus, walaupun memang bukan saya yang mengajari nya. Bahkan untuk menyemangatinya saya juga telah berjanji bila dia bisa menang, maka akan saya beri hadiah.

            Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Jam 7 Pagi saya sudah sampai di MDA, kupikir kami akan menuju tempat lomba dengan naik mobil atau motor. Tak tahunya, dari pihak Badko (Badan Koordinasi) TPA Prambanan menyediakan satu bus untuk dipakai seluruh pesrta lomba dan pendamping yang menyertai. Cukup banyak lomba ang dipertandingkan antara lain : Tartil Quran, Adzan dan Iqamah, Nasyid dan Ikrar, CCA, Mewarnai dan Menggambar, Pidato Bahasa Indonesia, Praktik Shalat, Tilawah, Tahfidz, Tarjamah Lafdziyah, Kaligrafi, dan Cerita Islami. 

            Sebenarnya kami sampai di lokasi lomba tepat waktu pukul 8 pagi, akan tetapi entah karena persiapan panitia yang kurang baik atau memang budaya ‘karet’, acara pembukaan lomba saja molor sampai lebih dari jam 9 pagi. Belum lagi juri di lomba Pildacil juga datang terlambat waktu, kata panitia sih pejabat. Entah pejabat apa aku tak tahu, yang pasti banyak orang tua yang protes kepada panitia karena acaranya sangat terlambat. Jadilah pukul 10 lebih acara baru dapat dimulai.

            Tak tahunya, anakku si Dina mendapat urutan maju nomor satu. Dalam pikiranku, ‘Wah, nomor satu itu akan sangat sulit. Karena belum bisa melihat penampilan yang lain dan tidak bisa belajar dari kesalahan orang lain. Dan pasti grogi, juga mentalitas anak sangat diuji bila nomor satu majunya’. Asal tahu saja, anakku ini baru berumur 8 tahun. Harus perjuangan juga untuk membuatnya mood dan semangat.

            Majulah si Dina, penampilan di 5 menit awal cukup memukau bahkan hampir menangis aku mendengarnya. Akan tetapi setelah itu dia seperti kehilangan fokus dan tiba-tiba lupa teks sekitar setengah menit. Aku Cuma bisa tersenyum lebar dan mengepalkan tanganku sambil bilang ‘semangat’. Dan akhirnya dia bisa melanjutkan lagi pidatonya dengan lancar juga teks-teks hadist.

            Lima belas menit berlalu, tepukan meriah untuk Dina menghiasi seluruh ruangan. Aku baru tersadar, jumlah peserta untuk pildacil kelas TPA ada 34 anak. Bayangkan bila setiap anak berpidato 10 menit saja (aturan 10-15 menit), butuh waktu 340 menit untuk menyelesaikan penjurian pildacil tersebut. Sama saja peserta terakhir harus menunggu selama 5 jam lebih 40 menit untuk menyelesaikan pertandingan, sungguh waktu yang sangat lama untuk sebuah perlombaan anak-anak.

            Kusadari, beruntung juga si Dina dapat undian nomor  satu. Karena setelah dia maju lomba kami dapat melihat-lihat lomba yang lain seperti Nasyid yang didendangkan anak-anak kelas TKA (4-6 tahun), sungguh imut-imut sekali. Rombongan kami akhirnya terpaksa pulang, tanpa menunggu pengumuman pemenang karena waktu yang sangat lama di proses penjurian maupun penyelesaian lomba. Kami pulang ditemani hujan deras mengguyur kota Jogja, yang membuatku terkantuk-kantuk di bus. 

            Menjelang Maghrib, tiba-tiba ada sms masuk di hapeku. Oh Bu Ragil. Belliau mengabarkan bahwa Dina juara III FASI tingkat Sleman. Subhanallah, Selamat ya Dina. Semoga bisa maju terus sampai ketingkat yang lebih tinggi. Fastabiqul Khairat :)


0 komentar:

Posting Komentar