Jari
– jari ini tak sanggup lagi terangkat untuk memohon, pipi ini juga mulai basah
dan bersembab mata. Lantunan ayat suci pun tak sanggup ku lafalkan dengan
jelas.
Di pojok kamar sesekali ku menghela nafas panjang, lalu kuhembuskan. Sedang
kususun sebuah surat cinta, lewat bait-bait doa dalam sholatku.
Aku
tahu, pasti disana dirimu juga sama sepertiku. Sibuk membuat surat cinta yang
panjangnya tak terukur, dalam bacaan lembar-lembar Quran. Bagiku atau bagimu
sama – sama menanti sebuah jawaban dari Tuhan yang sama. Allah.
Aku
tak pernah berharap macam-macam padamu. Yang kuharap hanya satu,
baktimu kepada Tuhanmu. Apalah arti ketampananmu, apalah arti kekayaanmu,
apalah arti kedudukanmu bila memang tak ada Iman dihatimu.
Apakah kamu juga memikirkan hal yang sama denganku?
Walaupun
kita belum pernah bertemu, bahkan hadirmu masih rahasia untukku. Aku hanya
berharap kita berkumpul dalam sebuah mitsaqon galidza yang penuh ridha dan berkah
dari Allah.
Trimakasih cinta, sudah membaca suratku ini. :)
0 komentar:
Posting Komentar